Xi Jinping Tolak Pembicaraan dengan Trump Saat AS Menaikkan Tarif Impor China Menjadi 145%

Jakarta – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan kebijakan kontroversial. Pada Jumat, 11 April 2025, Washington menyatakan tarif bea masuk impor barang dari Cina ke Amerika Serikat telah mencapai 145 persen.

Presiden Donald Trump mengumumkan pungutan baru sebesar 125 persen pada barang-barang dari China pada hari Rabu, 9 April.

Dikutip dari Euronews , Gedung Putih kemudian mengklarifikasi bahwa tarif impor tersebut merupakan tambahan terhadap tarif 20 persen yang sudah ada.

Tarif sebesar 20 persen sebelumnya dikenakan pada barang impor China karena Trump menuduh Beijing terlibat dalam produksi dan pasokan fentanil ke AS.

Dalam sebuah posting di platform media sosialnya, Truth, Trump menjelaskan bahwa tarif tambahan sebesar 125 persen pada barang-barang China dikenakan karena ia yakin China telah menunjukkan rasa tidak hormat terhadap pasar global.

Presiden AS ke-47 itu menyatakan keyakinannya bahwa Beijing akan segera menyadari bahwa era “mengambil keuntungan” dari AS dan negara-negara lain telah berakhir, seraya menegaskan bahwa praktik bisnis Tiongkok tidak adil, tidak berkelanjutan, dan tidak lagi dapat diterima.

Seperti yang dilaporkan oleh CNN, Trump juga mengklaim bahwa pejabat dari lebih dari 75 negara telah menghubungi AS untuk membahas dan kemungkinan menegosiasikan kebijakan tarif. Ia mencatat bahwa tarif dapat dibatalkan dalam waktu 90 hari.

Sementara itu, Tiongkok telah mengambil sikap tegas, menolak mengadakan perundingan dengan AS. Sebagai balasan, Beijing telah mengenakan tarif yang sama sebesar 125 persen pada produk-produk Amerika.

China telah diberi tahu bahwa Xi Jinping harus menelepon Trump untuk membahas masalah tarif impor. Namun, Xi Jinping menolak.

” Selama lebih dari 70 tahun, pembangunan Tiongkok bergantung pada kemandirian dan kerja keras — tidak pernah bergantung pada bantuan orang lain, dan tidak takut pada penindasan yang tidak adil,” kata Xi, menurut lembaga penyiaran pemerintah CCTV.

Dua pejabat senior Gedung Putih mengatakan bahwa AS tidak akan menghubungi China terlebih dahulu. Trump telah memberi tahu timnya bahwa China harus mengambil inisiatif untuk menghubunginya.

Selama dua bulan terakhir, AS telah meminta China agar Xi Jinping menelepon Trump. Namun, permintaan itu ditolak Xi Jinping karena ia tidak ingin terlihat lemah dengan mendekati AS untuk berunding.

Alih-alih menelepon Trump, China mengalihkan barangnya ke pasar Eropa.

“Tujuan yang benar mendapat dukungan dari banyak pihak,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian dalam jumpa pers harian pada hari Kamis.

“AS tidak akan bisa mendapatkan dukungan rakyat dan akan berakhir dengan kegagalan.”

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *