Jakarta – Perdana Menteri Malta Robert Abela mengumumkan bahwa negaranya akan mengakui kemerdekaan Palestina pada 20 Juni. Langkah ini merupakan tanggung jawab moral. “ Kita tidak bisa menutup mata terhadap bencana kemanusiaan yang semakin memburuk ini setiap hari ,” kata Abela seperti dikutip Malta Today , Ahad, 25 Mei 2024.
Ia mengungkapkan keterkejutannya atas kematian tragis sembilan anak dokter Palestina, Alaa Al-Najjar, yang terjadi pada Sabtu, 24 Mei 2025. Sembilan anaknya tewas ketika militer Israel membombardir rumah mereka di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan. Serangan itu juga menyebabkan suaminya, Alaa, yang juga seorang dokter, terluka parah. Menanggapi tragedi itu, Abela menegaskan bahwa Malta akan membuka pintunya bagi Alaa Al-Najjar dan keluarganya untuk datang dan menetap di negara itu.
Malta bukanlah negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina. Sebelumnya, ada Irlandia, Prancis, Spanyol, dan Slovenia.
1. Irlandia
Irlandia secara resmi mengakui negara Palestina pada hari Selasa, 28 Mei 2024. Negara tersebut berharap keputusan ini dapat mempercepat upaya untuk mencapai gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas di Gaza.
Irlandia menyatakan akan meningkatkan kantor perwakilannya di Tepi Barat menjadi kedutaan penuh, dan misi Palestina di Irlandia juga akan ditawarkan status kedutaan penuh.
“Sejumlah negara Uni Eropa yang bertindak bersama untuk mengakui Palestina dapat memungkinkan terjadinya negosiasi yang lebih setara setelah perang berakhir di Gaza seputar solusi dua negara ,’ kata Perdana Menteri Irlandia Taoiseach Leo Varadkar.
2. Spanyol
Pada bulan November 2023, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez berjanji bahwa pemerintahan barunya akan menjadikan pengakuan Palestina sebagai prioritas utama dalam kebijakan luar negerinya.
Setelah pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels, Sanchez menyatakan bahwa Spanyol lebih memilih untuk bergerak bersama dengan negara-negara Uni Eropa lainnya dalam mengakui Palestina secara sepihak. ” Kami ingin mengambil langkah ini secara bersatu. Ini adalah langkah yang menentukan untuk meletakkan dasar-dasar perdamaian abadi ,” kata Sanchez.
3. Slovenia
Perdana Menteri Slovenia Robert Golob yakin bahwa banyak hal dapat dilakukan “dalam minggu depan” untuk memperkuat dukungan politik bagi Palestina di PBB. Golob yakin bahwa kondisi untuk membentuk pemerintahan baru di Palestina akan matang dan dapat terjadi dalam beberapa minggu atau sebulan.
4. Prancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron menawarkan jaminan keamanan dan mengemukakan prospek pengakuan negara Palestina. Menurutnya, ini merupakan bagian dari proses yang menguntungkan. ” Prancis mendukung Otoritas Palestina yang telah direformasi dan diperkuat, yang mampu melaksanakan tanggung jawabnya di seluruh wilayah Palestina, termasuk di Jalur Gaza, demi kepentingan rakyat Palestina ,” tegas Macron pada 29 Mei 2024.
Macron menyatakan bahwa korban sipil tidak dapat ditoleransi dan menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada rakyat Palestina atas pemboman sebuah kamp untuk para tunawisma di Rafah pada saat itu.