Malaysia Kecam Standar Ganda Terkait Genosida Israel di Gaza

Jakarta – Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan pada Ahad, 25 Mei 2025, mengutuk ‘kekejaman’ Israel di Gaza, dengan menyatakan bahwa hal itu mencerminkan ‘ketidakpedulian dan standar ganda’ terhadap penderitaan rakyat Palestina.

“Kekejaman tersebut merupakan akibat langsung dari terkikisnya kesucian hukum internasional,” kata Mohamad Hasan kepada rekan-rekannya dari blok regional ASEAN, seperti dilansir Al Arabiya.

Komentar Mohamad menjelang KTT ASEAN pada hari Senin, 26 Mei 2025, di Kuala Lumpur muncul saat Israel mengintensifkan serangannya bulan ini di Gaza yang porak poranda.

Pengeboman tersebut telah menuai kecaman internasional, bersamaan dengan seruan untuk mengizinkan lebih banyak bantuan setelah Israel hanya sedikit melonggarkan blokade total yang diberlakukan sejak 2 Maret.

“Kekejaman yang dilakukan terhadap rakyat Palestina terus mencerminkan ketidakpedulian dan standar ganda,” kata Mohamad.

“ASEAN tidak bisa tinggal diam,” kata Mohamad, yang negaranya memegang jabatan ketua bergilir blok tersebut.

Para menteri luar negeri dari asosiasi 10 negara menegaskan kembali ‘dukungan jangka panjang’ mereka terhadap hak-hak Palestina pada bulan Februari.

Malaysia yang berpenduduk mayoritas Muslim tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan banyak warga negara Asia Tenggara itu mendukung Palestina.

Kuala Lumpur telah menyalurkan sumbangan dan bantuan kemanusiaan senilai lebih dari US$10 juta kepada rakyat Gaza sejak genosida pada Oktober 2023.

Perang tersebut dipicu oleh serangan pejuang Hamas Palestina terhadap Israel, yang mengakibatkan tewasnya 1.218 orang. Mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengakui sejumlah korban dari serangan militer Israel dalam sebuah wawancara.

Hamas juga menyandera 251 orang, 57 dari mereka masih berada di Gaza, termasuk 34 orang yang diklaim telah tewas oleh militer Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada hari Sabtu bahwa 53.901 orang, sebagian besar warga sipil Palestina, telah tewas di wilayah tersebut selama genosida.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *