Jakarta – Kedutaan Besar Indonesia di Bangkok menyampaikan kronologi rinci gempa bumi dahsyat yang mengguncang Myanmar dan Thailand pada Jumat, 28 Maret 2025. Menurut keterangan Kedutaan Besar, gempa terjadi pada pukul 13.20 waktu setempat dengan kekuatan 8,2 SR. Pusat gempa berada di Myanmar, sekitar 326 kilometer barat laut Distrik Pang Mapha, Provinsi Mae Hong Son, Thailand.
Pengamatan dari Departemen Meteorologi Thailand menunjukkan bahwa gempa tersebut terasa di seluruh Thailand tengah dan utara, termasuk Bangkok, dengan kekuatan tercatat hingga 7,7 skala Richter.
Kedutaan Besar Indonesia di Bangkok melaporkan bahwa sedikitnya enam gempa susulan terjadi, dengan kekuatan berkisar antara 7,1 hingga 4,7 skala Richter, antara pukul 13.32 dan 14.57 waktu setempat. Pemerintah Thailand sebelumnya tidak mengeluarkan peringatan apa pun tentang gempa awal tersebut. Namun, mereka secara konsisten memberikan informasi terkini tentang gempa susulan dan mengimbau warga untuk tetap waspada.
Sebagai tindak lanjut, KBRI Bangkok telah menyebarluaskan informasi hotline darurat melalui berbagai media sosial dan grup WhatsApp bagi warga negara Indonesia yang bermukim di Thailand. Berdasarkan catatan KBRI hingga 15 Maret 2025, terdapat 2.379 warga negara Indonesia di Thailand.
Kedutaan Besar juga menerima laporan dari warga negara Indonesia di Bangkok dan sekitarnya yang mengonfirmasi keselamatan mereka pascagempa. Hingga saat ini, belum ada laporan warga negara Indonesia di Thailand yang terluka atau meninggal.
Kedutaan Besar Indonesia di Bangkok juga mencatat bahwa Otoritas Metropolitan Bangkok merilis hotline darurat 1555 melalui halaman Facebook resminya untuk menerima laporan warga yang terluka atau terjebak di dalam gedung. Beberapa sistem transportasi umum, termasuk BTS dan MRT, menghentikan sementara operasinya sebagai tindakan pencegahan terhadap gempa susulan.
Pada pukul 14.20, Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mengumumkan Bangkok sebagai zona darurat dan menginstruksikan otoritas terkait untuk mengeluarkan peringatan nasional, pemberitahuan publik melalui SMS dan media, serta memobilisasi sumber daya militer. Bandara, rumah sakit, dan layanan transportasi di Bangkok juga disiagakan.