STRANGERVIEWS – Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta meluncurkan platform digital baru untuk memberdayakan warga dengan informasi kualitas udara terkini. Platform yang dapat diakses melalui udara.jakarta.go.id ini menyediakan data dari 31 stasiun pemantau kualitas udara di seluruh kota.
“Setiap orang dapat mengeceknya ( kadar kualitas udara ) di wilayahnya melalui udara.jakarta.go.id dengan menggunakan perangkat apa saja,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 5 Juli 2019.
Asep menjelaskan, data tersebut merupakan hasil integrasi dari stasiun pemantauan kualitas udara yang dikelola BNPB, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ), World Resources Institute (WRI) Indonesia, dan Vital Strategies. “Jumlah stasiun dan data terintegrasi akan terus bertambah.”
Ia menegaskan, situs tersebut mengacu pada Standar Nasional Indonesia ( SNI ) untuk memastikan perangkat pemantauan kualitas udara memenuhi kriteria yang dipersyaratkan sehingga dapat menghasilkan data akurat dan konsisten.
Situs tersebut juga merujuk pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 14 Tahun 2020 tentang Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sebagai indeks kualitas udara yang menjadi rujukan nasional.
Asep menekankan bahwa platform ini menawarkan visualisasi yang mudah digunakan, seperti peta interaktif, grafik, dan diagram. Selain itu, platform ini juga menyediakan penjelasan indeks ISPU yang mudah dipahami.
Berdasarkan Peraturan Menteri tersebut, nilai ISPU 0-50 menunjukkan kualitas udara sangat baik, layak untuk aktivitas luar ruangan. Nilai ISPU 51-100 menunjukkan kualitas udara cukup, artinya aktivitas luar ruangan masih aman.
Nilai ISPU 101-199 menunjukkan kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif, sehingga masyarakat disarankan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Nilai ISPU 200-299 menunjukkan kualitas udara sangat tidak sehat dan masyarakat diminta untuk menghindari aktivitas di luar ruangan. Nilai ISPU 300-500 menunjukkan kualitas udara berbahaya dan masyarakat diminta untuk mengenakan masker dan tetap berada di dalam ruangan jika memungkinkan.
Situs web tersebut juga menawarkan sumber daya edukasi tentang kualitas udara dan dampaknya terhadap kesehatan. “Warga Jakarta dapat mempelajari tindakan yang direkomendasikan saat kualitas udara memburuk dan bagaimana pemerintah mengatasi tantangan kualitas udara,” katanya.
Asep menyimpulkan bahwa setiap orang juga dapat mengakses data kualitas udara historis untuk melacak tren dan diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan udara Jakarta.