STRANGERVIEWS – Detasemen Khusus 88 Antiteror ( Densus 88 ) menangkap seorang pria berinisial YLK di Desa Mongolato, Kecamatan Telaga, Provinsi Gorontalo, pada Rabu, 21 Agustus 2024. Pria tersebut diduga berafiliasi dengan kelompok teroris Al Qaeda di Jazirah Arab (AQAP).
“YLK terbukti merencanakan aksi teror di Singapore Exchange pada 2014,” tulis Densus 88 dalam keterangan resmi yang diterima Tempo , Senin, 2 September 2024.
YLK memiliki rekam jejak yang luas dalam terorisme. Sebelum AQAP, ia berpartisipasi di Kamp Hudaibiyah di Filipina dari tahun 1998 hingga 2000. Pada tahun 2001, YLK mengikuti pelatihan paramiliter tahap 2 Muqoyama Basdar di Jawa Timur, sebuah program yang dijalankan oleh Jamaah Islamiyah.
Pria itu juga ditahan pada tahun 2003 atas kepemilikan senjata api, yang diberikannya dari UM, seorang terpidana dalam Bom Bali pertama. Pada tahun 2012, YLK bergabung dengan Jamaah Anshor Tauhid (JAT) dan dikerahkan ke Yaman sebagai bagian dari jihad global AQAP.
Keberangkatan YLK ke Yaman difasilitasi oleh ABU, mantan Lajnah Roqobah (yang bertanggung jawab atas perekrutan) Jamaah Ansharuh Syariah. ABU telah ditangkap oleh Densus 88. Selama di Yaman, YLK ditugaskan untuk melakukan serangan teror terhadap Bursa Efek Singapura di bawah komando AQAP.
Pada tahun 2015, ia mencoba masuk ke Singapura melalui jalur laut tetapi ditolak oleh imigrasi Singapura. Ia dideportasi ke Batam. Setelah tahun 2016, YLK berusaha menutupi jejaknya dengan mengubah identitasnya.
Dalam penangkapan di Gorontalo, Densus 88 menemukan sejumlah barang bukti yang mengarah pada kegiatan teroris YLK. Salah satunya adalah buletin dakwah Hizbut Tahrir Indonesia, paspor Yudi Lukito Kurniawan, dan secarik dokumen pemeriksaan Imigrasi Singapura.