STRANGERVIEWS – Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM, dan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi menandatangani perjanjian tambahan Kemitraan Australia -Indonesia untuk Pembangunan Ekonomi (Prospera) pada Kamis, 25 Juli 2024. Kesepakatan baru ini diharapkan dapat memperkuat kemitraan pembangunan ekonomi jangka panjang antara kedua negara yang berfokus pada iklim dan energi.
“Perjanjian ini dibangun atas dasar kemitraan pembangunan ekonomi selama lebih dari dua dekade antara Indonesia dan Australia dan menyoroti perjalanan bersama yang akan ditempuh negara kita melalui transisi iklim dan energi,” kata Edi Prio Pambudi.
Edi mengatakan Indonesia dan Australia berkomitmen kuat untuk melaksanakan KINETIK, Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia, memperkuat kemitraan kedua negara, dan menarik lebih banyak investasi swasta dalam energi terbarukan dan industri hijau.
Sementara itu, Duta Besar Williams menilai bahwa Prospera akan memungkinkan Australia dan Indonesia untuk berkolaborasi dan berbagi pengetahuan di sektor-sektor penting bersama, termasuk energi bersih, transformasi digital, serta kebijakan perpajakan dan ekonomi.
Prospera mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif di Indonesia, yang berkontribusi pada tujuan “Invested: Strategi Ekonomi Australia di Asia Tenggara hingga 2040.” Program ini bekerja sama dengan berbagai lembaga pemerintah Indonesia, mendukung prioritas mereka dengan memberikan bukti kebijakan yang dapat meningkatkan pengembangan sektor swasta, menjaga stabilitas ekonomi makro, dan berkontribusi pada peningkatan kinerja pemerintah.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese sebelumnya menyampaikan komitmen negaranya untuk memperluas kerja sama dan persahabatan dengan Indonesia saat kunjungannya ke Jakarta pada Juni 2022.
Indonesia dan Australia merupakan mitra dekat di sektor perdagangan, pembangunan, pendidikan, dan keamanan regional. Albanese berharap kedua negara dapat membangun hubungan lebih lanjut, termasuk merevitalisasi hubungan perdagangan dan mempromosikan kerja sama di sektor iklim, infrastruktur, dan energi.
Kedutaan Besar Australia di Jakarta menjelaskan bahwa kedua negara sangat ingin memanfaatkan potensi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia. Kedua pihak juga sepakat untuk melanjutkan usulan dana infrastruktur dan iklim senilai AU$200 juta (sekitar Rp2 triliun) untuk Indonesia.