STRANGERVIEWS – Kebakaran hutan Los Angeles ; Los Angeles adalah salah satu kota terbesar di Amerika Serikat, dan kini tengah menghadapi bencana terburuk dalam sejarahnya.
Kebakaran hutan yang telah terjadi sejak 7 Januari 2025 telah menelan korban jiwa, menghancurkan ribuan rumah, dan memaksa lebih dari 100.000 orang mengungsi. Tragedi ini merupakan pukulan telak tidak hanya bagi warga California, tetapi juga bagi Amerika Serikat, yang harus menghadapi dampak ekonomi dan sosial yang sangat besar.
Korban dan Kerugian Material
Hingga Minggu, 12 Januari 2025, jumlah korban tewas akibat kebakaran ini telah meningkat menjadi 24 orang, menurut laporan dari Departemen Pemeriksa Medis Los Angeles. Sebanyak 12 orang lainnya dilaporkan hilang, sehingga meningkatkan kemungkinan jumlah korban tewas akan terus meningkat. Di antara mereka, delapan korban tewas akibat Kebakaran Palisades di sisi barat kota, sementara 16 lainnya ditemukan dalam Kebakaran Eaton di kaki bukit sebelah timur Los Angeles.
Selain menelan korban jiwa, kebakaran ini juga mengakibatkan kerusakan besar pada infrastruktur dan properti. Lebih dari 12.000 bangunan rusak atau hancur, sementara kerugian ekonomi diperkirakan mencapai $135 miliar hingga $150 miliar (sekitar Rp2.200 triliun–Rp2.447 triliun). Menurut Moody’s Ratings, kebakaran ini bisa jadi merupakan salah satu kebakaran paling merugikan dalam sejarah AS.
Upaya Pemadaman Kebakaran dan Evakuasi
Petugas pemadam kebakaran terus bekerja keras untuk memadamkan api di beberapa area kritis. Namun, angin kencang Santa Ana yang berembus hingga 112 kilometer per jam telah mempersulit upaya mereka. Sejauh ini, Kebakaran Palisades baru dapat diatasi 11 persen, sedangkan Kebakaran Eaton telah dapat diatasi 27 persen. Beberapa kebakaran lain di area Los Angeles dilaporkan telah dapat diatasi sepenuhnya.
Pemerintah setempat juga telah memerintahkan evakuasi lebih dari 100.000 penduduk Los Angeles County. Daerah seperti Pasadena, Altadena, dan Sylmar telah menjadi lokasi evakuasi utama, dengan ribuan orang kini tinggal di pusat evakuasi sementara.
Di tengah kekacauan ini, masyarakat Indonesia di Los Angeles juga terkena dampaknya. Berdasarkan laporan Kementerian Luar Negeri Indonesia, terdapat 97 WNI yang terdampak, termasuk empat orang yang menerima bantuan langsung dari KJRI Los Angeles.
Selain itu, beberapa diaspora Indonesia dilaporkan kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran tersebut. Konsulat Jenderal Indonesia di Los Angeles terus memantau situasi dan memberikan bantuan kepada para korban.
Tanggapan Pemerintah Amerika Serikat
Presiden Joe Biden telah menetapkan kebakaran itu sebagai bencana besar, yang memungkinkan pemerintah federal memberikan bantuan langsung kepada para korban.
Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) telah memobilisasi sumber daya untuk membantu para korban, termasuk dana untuk perbaikan rumah, penggantian makanan yang hilang, dan obat-obatan. “Kami akan terus mendukung respons dan pemulihan ini,” kata Deanne Criswell, Administrator FEMA.
Gubernur California Gavin Newsom juga mengeluarkan perintah eksekutif untuk mempercepat proses pembangunan kembali rumah dan bisnis yang hancur dengan menangguhkan sementara beberapa peraturan lingkungan.
Newsom menyebut kebakaran hutan Los Angeles sebagai salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah AS, menyoroti dampak ekonomi dan sosial yang sangat besar.