Indonesia dan Uni Eropa Perkuat Kemitraan Melalui Dialog Kebijakan Keamanan

STRANGERVIEWS –  Indonesia menjadi tuan rumah Dialog Kebijakan Keamanan Republik Indonesia Uni Eropa ke-8 di Semarang pada Rabu, 18 September 2024.

Direktur Kerja Sama Intra dan Antar Kawasan Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Nidya Kartikasari, memimpin delegasi Indonesia, sedangkan delegasi Uni Eropa dipimpin oleh Dr Alison Weston, Pelaksana Tugas Direktur Kebijakan Keamanan dan Pertahanan serta Koordinator Senior Keamanan Maritim European External Action Service.

Mereka membahas berbagai isu, mulai dari kerja sama keamanan bilateral, regional, dan multilateral, dengan visi bersama untuk memperkuat kemitraan antara Indonesia dan UE.

Indonesia dan Uni Eropa bertukar pandangan mengenai tren masalah keamanan, kerja sama keamanan, dan inisiatif pertahanan masing-masing, di tengah situasi geopolitik dan geoekonomi yang saat ini berkembang di Eropa, Timur Tengah, dan Asia.

Menurut situs web resmi Kementerian Luar Negeri, kedua pihak meninjau kerja sama keamanan mereka setelah Dialog sebelumnya yang mencakup Kontraterorisme dan kontra-radikalisasi, Pemeliharaan Perdamaian dan Kebijakan Keamanan dan Pertahanan Bersama/CSDP, Keamanan Maritim (termasuk Kesadaran Domain Maritim), Kejahatan Terorganisir Transnasional (antinarkoba, kejahatan dunia maya, dan keamanan dunia maya, perdagangan manusia dan penyelundupan manusia), dan Manajemen Bencana.

Mengenai kerja sama di forum regional dan multilateral, kedua pihak bertukar pandangan tentang isu-isu strategis mengenai Perlucutan Senjata Non-Proliferasi dan Pengendalian Senjata serta Kimia, Biologi, Radiologi, dan Nuklir/CBRN.

Oleh karena itu, kedua pihak menggarisbawahi untuk mempromosikan dialog mengenai isu-isu ini melalui forum multilateral yang ada.

Indonesia dan Uni Eropa sepakat bahwa Dialog Kebijakan Keamanan harus diselenggarakan secara berkala sebagai salah satu pilar penguatan Kemitraan Indonesia-UE untuk menciptakan lingkungan strategis yang mendukung terciptanya ketertiban, perdamaian, dan stabilitas internasional yang berbasis pada aturan. Kedua pihak sepakat untuk menyelenggarakan dialog berikutnya mengenai masalah keamanan dan pertahanan di Brussels pada tahun 2025.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *