STRANGERVIEWS – Dinasti politik telah menjadi kontroversi yang berulang dalam demokrasi sejak berabad-abad lalu. Gaetano Mosca, seorang ilmuwan politik Italia, menulis dalam bukunya ( La Classe Political ), “Setiap kelas menunjukkan kecenderungan untuk menjadi keturunan dalam kenyataan, jika tidak dalam hukum,” seperti dikutip dari sebuah makalah Brown University.
Selain itu, Universitas Oxford menyatakan dalam sebuah makalah berjudul How Political Dynasties Concentrate Advantage within Cities: Evidence from Crime and City Services in Chicago, “ Nama-nama seperti Bush, Rockefeller, dan Kennedy identik dengan kekuatan politik di Amerika Serikat, tetapi mereka hanyalah beberapa contoh dinasti politik yang beroperasi dalam demokrasi di seluruh dunia.” Hal ini menandakan praktik dinasti politik yang luas bahkan dalam demokrasi saat ini.
Apa yang dimaksud dengan dinasti politik dan bagaimana pengaruhnya terhadap demokrasi? Artikel ini membahas makna dinasti politik yang sering kali diabaikan.
Apa itu Dinasti Politik?
Dinasti politik berarti ada keturunan yang terjadi di bidang politik. Contoh umum dinasti politik terletak pada akar permasalahan ketika beberapa anggota keluarga elit politik yang lebih tinggi memanfaatkan kekuasaan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan umum.
Menurut kamus Cambridge, dinasti merujuk pada serangkaian pemerintahan atau pemimpin yang semuanya berasal dari keluarga yang sama , atau periode ketika suatu negara diperintah oleh mereka. Hal ini bertentangan dengan teori demokrasi, di mana setiap anggota masyarakat memiliki kekuatan yang seimbang untuk mengekspresikan ide-ide.
Data yang ditemukan dalam makalah yang sama dari Universitas Brown menunjukkan karakteristik pribadi dan karier politik politisi dinasti. Perlu dicatat bahwa sebagian besar memiliki skala pengalaman publik sebelumnya yang lebih rendah, yang menunjukkan kurangnya pengemudi yang mereka bawa. Selain itu, hasil tersebut juga menyoroti pentingnya bahwa beberapa legislator dinasti tidak berasal dari negara bagian yang mereka wakili.
Para akademisi dari Universitas Brown telah melihat tren menonjol dari pembentukan dinasti politik. Mereka berpendapat bahwa semakin lama elit politik menduduki kekuasaan tertentu, semakin besar kemungkinan adanya warisan yang terlibat.
Menurut makalah Universitas Oxford, dinasti politik telah menimbulkan isu-isu seperti ketidaksetaraan spasial karena ketidakmampuannya untuk menyediakan upaya yang sama kepada negara-negara lain selain politisi dinasti yang muncul darinya.
Beberapa penelitian tentang dinasti politik Filipina menjelaskan bagaimana ketimpangan antarprovinsi sering dikaitkan dengan praktik dinasti politik.
Sebuah makalah dari Universitas Northwestern telah mencatat adanya hubungan yang kuat antara kondisi ekonomi yang buruk dan dinasti politik. Mereka yang berasal dari latar belakang yang cukup miskin cenderung mendukung pemerintahan politik dinasti karena nama baik keluarga mereka yang sudah mapan.
Menurut berbagai penelitian, dinasti politik dapat ditemukan di mana-mana di seluruh dunia, mulai dari Filipina, India, Jepang, Yunani, dan Amerika Serikat. Hal ini telah menjadi masalah yang terus berkembang bagi mereka yang skeptis terhadap legitimasi sistem politik.
Sebagai kesimpulan, dinasti politik dapat menghapus esensi utama demokrasi karena menciptakan kesenjangan antara individu independen dan politisi dinasti. Selain itu, kualitas pendorong yang terakhir sering dipertanyakan.