STRANGERVIEWS – Papua merupakan provinsi yang dikenal sebagai tanah emas dengan kekayaan alamnya yang meliputi fauna yang indah. Kata Papua berasal dari bahasa Melayu, kata ini menggambarkan bentuk tubuh asli penduduknya yang berambut keriting.
Pada tahun 2004, Papua secara resmi dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia. Di bagian timur, disebut Papua. Sementara itu, bagian barat dapat disebut Irian Jaya Barat atau Provinsi Papua Barat.
Kekayaan satwa di Papua sangat beragam dibandingkan dengan provinsi lainnya. Namun, luas hutan Papua terus berkurang akibat penebangan liar dan alih fungsi lahan menjadi Rokokslot perkebunan kelapa sawit, yang mengakibatkan jumlah satwa tersebut semakin berkurang.
Berikut 7 hewan khas Papua yang hampir punah:
1. Labi-labi Moncong (Labi-Labi Moncong)
Labi-labi moncong merupakan hewan khas Papua. Hewan ini merupakan jenis kura-kura air tawar dengan cangkang lunak. Namun, labi-labi moncong omnivora ini memiliki hidung seperti moncong babi. Kura-kura Papua ini terancam punah karena keunikannya. Untuk bertahan hidup, labi-labi moncong gemar berburu tikus, buah, dan lainnya.
2. Pengasingan
Dingiso merupakan hewan khas Papua yang dilindungi oleh Taman Nasional Lorentz Papua. Taman nasional ini berada pada ketinggian 3.200-4.400 meter di atas permukaan laut. Dingiso konon merupakan hewan endemik yang dikeramatkan dan merupakan nenek moyang suku Moni, Papua. Dingiso menyukai pepohonan sebagai tempat beristirahat dan bermain.
Hewan Papua Dingiso yang pertama kali ditemukan oleh Dr. Tim Flannery pada tahun 1994 kini sudah menjadi hewan langka. Hewan yang cukup besar ini sering disamakan dengan kanguru pohon dalam hal cara berjalannya. Ia juga cukup besar dan tingginya hampir 1 meter dengan berat rata-rata 14,5 kg.
3. Hiu Karpet Tutul
Hewan khas Papua yang memiliki kulit seperti karpet bercorak cokelat dengan bintik-bintik hitam ini merupakan hiu yang aman dan tidak agresif. Panjang tubuh hiu karpet tutul rata-rata hanya mencapai 46 cm. Jika Anda menyelam di perairan bawah Pulau Raja Ampat, Anda bisa menemukan hewan khas Papua ini menempel di hamparan terumbu karang putih nan cantik. Berbicara mengenai spesies, hiu karpet tutul memiliki banyak spesies, beberapa di antaranya telah dinyatakan langka. Hiu Papua mampu bertahan hidup di perairan laut yang rendah oksigen dan aktif di malam hari.
4. Kuskus Waigeo
Habitat yang nyaman ini terancam oleh manusia dan keberadaan kuskus Waigeo Papua yang banyak diburu membuat hewan kecil di Pulau Waigeo ini masuk dalam daftar merah. Kuskus Waigeo atau Kuskus Tutul Waigeo merupakan spesies marsupial mamalia endemik dari famili Phalangeridae . Baik jantan maupun betina berwarna keputihan dengan bintik-bintik hitam. Kemudian, ekornya panjang. Pupil kuskus memiliki celah vertikal dan memiliki bola mata yang indah.
5. Kasuari Pial Tunggal
Kasuari Gelambir Tunggal disebut juga Kasuari Leher Emas ( Casuarius Unappendiculatus ) yang merupakan burung endemik Papua Utara. Burung ini sangat cantik dengan bulunya yang berwarna-warni. Tubuhnya didominasi warna hitam, namun dari kepala hingga leher Anda akan dikejutkan dengan perpaduan warna jingga, biru, kuning atau toska. Kasuari berkaca tunggal ini termasuk dalam superordo Paleognathae. Di mana ia lebih suka hidup menyendiri. Sementara itu, mereka akan berpasangan saat musim kawin tiba.
6. Bondol Arfak
Diperkirakan burung hewan Papua berupa burung penyanyi akan punah atau rentan (VU) akibat ulah manusia. Padahal, beberapa lembaga pemantau satwa internasional seperti IUCN menyebutkan jumlah burung nasar Papua di alam liar tidak lebih dari 10.000 ekor.
Bondol memiliki habitat asli di Pegunungan Arfak, Papua Barat. Kemudian, menyebar hingga ke Semenanjung Vogelkop yang masih menjadi wilayah Papua. Warna burung bondol didominasi oleh warna putih. Sementara itu, bagian kepala, tengkuk, paruh, dan tenggorokan cenderung berwarna abu-abu. Bola matanya pun rata-rata juga berwarna abu-abu dan terdapat perpaduan warna lain pada tubuhnya yang menjadi ciri khas Bondol Arfak Papua.
7. Cendrawasih (Bird of Paradise)
Burung cantik yang menjadi jelmaan dari surga Papua, Cendrawasih yang berarti burung cendrawasih, kerap kali dapat dijumpai di kawasan cagar alam dalam wisata. Cendrawasih termasuk dalam kelompok hewan Paradisaeidae dan Ordo Passeriformes . Di alam liar, burung cendrawasih ini hidup di hutan pegunungan Pulau Papua, Selat Torres, Papua Nugini, dan Australia bagian timur. Secara resmi, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 dan PP Nomor 7 Tahun 1999 melindungi burung cendrawasih ini.