STRANGERVIEWS – Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengungkapkan sebanyak 116 warga negara Indonesia memilih bertahan di Lebanon pascaserangan Israel.
Sebelumnya, sekitar 159 WNI masih bermukim di Lebanon, jumlah tersebut diperkirakan karena sebagian WNI telah dievakuasi menggunakan pesawat komersil, sedangkan sebagian lagi telah melaporkan diri ke pihak berwenang Indonesia di negara tersebut.
“Ini laporan terakhir, 116 orang masih berada di Lebanon),” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 4 Oktober 2024.
Menurut Judha, Beirut saat ini menjadi tempat tinggal WNI terbanyak, yakni 83 orang. Sementara itu, di Lebanon Selatan, satu orang bermukim di Saida dan tiga orang lainnya di Tyre.
Di wilayah lain di Lebanon, kata Judha, empat WNI bermukim di Baabda, lima di Bekaa, tiga di Byblos, 13 di Tripoli, dan empat di Akkar.
Judha memastikan pemerintah telah berupaya mengevakuasi WNI tersebut, namun mereka secara sukarela memilih tetap tinggal di Lebanon karena beberapa alasan, antara lain menikah dengan penduduk setempat, menempuh pendidikan, dan bekerja.
Sejauh ini, Indonesia telah melakukan lima gelombang evakuasi sejak Agustus. Pada gelombang pertama hingga ketiga, pemerintah mengevakuasi 25 warga negara, dan 40 lainnya dievakuasi pada gelombang keempat dan kelima pada 2-3 Oktober.
“Secara total, 65 WNI telah berhasil dievakuasi, termasuk seorang WNA,” ujarnya.
Minggu lalu, Israel membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, tindakan yang dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas Lebanon dan kawasan yang lebih luas.
Sejak Senin, 30 September, serangan gencar Israel di seluruh Lebanon timur, Lebanon selatan, dan Beirut selatan telah menewaskan ratusan orang dan memaksa banyak orang meninggalkan rumah mereka.
Komisioner pengungsi PBB Filippo Grandi mengatakan minggu ini bahwa lebih dari 200.000 orang mengungsi di dalam negeri Lebanon dan lebih dari 50.000 telah melarikan diri ke negara tetangga Suriah.